E-Times

PENGUATAN SEKTOR UMKM INDONESIA GUNA MENCAPAI UMKM GO-EXPORT

          Di beberapa waktu ke belakang, pandemi Covid-19 menjadi pengaruh terbatasnya aktivitas ekonomi nasional. Perlambatan ekonomi Indonesia sebesar 2,97% di tahun 2021 menjadi salah satu dampak nyata dari pengaruh pandemi beberapa waktu silam. Kebijakan moneter, fiskal, dan regulasi-regulasi ekonomi menjadi penyelesaian dari merosotnya perekonomian nasional saat itu. Untuk memulihkan perekonomian Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi dapat dilakukan melalui UMKM, kewirausahaan, dan koperasi.

          Saat ini UMKM menyerap 97% dari seluruh tenaga kerja dan menyumbang 57% terhadap PDB Indonesia, tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam acara Kajian Buku Pembiayaan UMKM di Universitas Brawijaya Malang, Kamis (9/03). 

           Hal ini sejalan dengan asumsi bahwa UMKM menjadi buffer yang bersifat resilien dan mampu memulihkan kegiatan ekonomi nasional dengan cepat. Di tahun 2018-2021, aspek tertinggi yang menyumbang laju pertumbuhan distribusi PDB Indonesia adalah Industri pengolahan serta  perdagangan besar & eceran.

          Menyadari hal itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan dan program yang dapat memfasilitasi kinerja UMKM agar dapat mencapai standar global dan UMKM Go Export dengan melalui peningkatan akses pembiayaan. Saat ini, porsi kredit UMKM dari total kredit hanya 21% dan diharapkan terjadi peningkatan di tahun 2024 menjadi 30%. Kredit Ultra Mikro sampai level usaha menengah dan pembiayaan ultra mikro yang disubsidi dengan bunga 3% juga telah disiapkan pemerintah. Untuk plafon KUR, pemerintah menambah jumlah persentase hingga 30% dari tahun 2021 serta menambahkan skema KUR Super Mikro untuk pekerja terkena PHK dan IRT melalui Kartu Prakerja dan mengubah kebijakan KUR bagi nelayan dan petani. 

          UMKM Indonesia didorong untuk dapat mencapai standar global sehingga dapat bersaing di pasar internasional dan mempengaruhi perekonomian nasional melalui devisa negara. Hal ini juga dilakukan melalui program bantuan sosial berupa Banpres Produktif dan Kartu Prakerja akan membantu meningkatkan jumlah usaha mikro dan kecil yang produktif. Selanjutnya, pembinaan dan pengembangan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) serta program CSR lainnya akan membantu pelaku UMKM yang unbankable untuk naik kelas dan memperoleh pembiayaan yang lebih baik.

Sumber:

  1. https://www.bps.go.id/publication/2022/10/10/8cc1ae509d93e0f7a1f8f6d7/produk-domestik-bruto-indonesia-triwulanan-2018-2022.html
  2. https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/5004/berorientasi-pada-sektor-produktif-pemerintah-optimalkan-penyaluran-pembiayaan-umkm

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *